Al-Qur’an Sebagai Obat Stres

Adi Atmoko

Dosen Prodi Bimbingan dan Konseling FIP UM

Stres dan Indikatornya
Stres adalah kata dan ungkapan yang sangat biasa didengar, bahkan setiap orang sangat mungkin pernah mengalaminya. Siapapun Anda, apakah mahasiswa baru ataukah lama,dosen muda atau senior, karyawan, orang tua atau muda, bahkan anak-anak, laki-laki atau perempuan, bisa mengalami stres. Siapa saja bisa mengalami stress, tanpa melihat umur, jenis kelamin, kedudukan sosial dan tingkat pendidikan. Stres merupakan tanggapan (disebut respon) seseorang terhadap sesuatu (sering disebut stimulus) berupa orang, benda atau barang,kejadian saat ini atau saat lalu yang diingat kembali, informasi atau berita, baik tertulis maupun terdengar, dan lain-lainnya. Disebut stres ketika seseorang menanggapi, menilai atau menyikapi sesuatu sebagai ancaman bagi dirinya, sehingga ia mengalami tekanan dan ketegangan yang ditandai atau muncul dalam bentuk cara memikir, merasa (emosi), dan berperilaku yang kacau.

Tanda-tanda seseorang mengalami stres bisa diketahui dengan mudah dari aspek fisik, emosi, pikiran dan hubungannya dengan orang lain di sekitarnya. Tanda-tanda berikut dikenali sebagai gejala stres, meskipun perlu disikapi dengan hati-hati dan dikonfirmasi lagi karena gejala yang sama bisa juga dialami oleh orang yang tidak stres. Pada aspek fisik, orang yang sedang stres biasanya mudah pusing, sulit tidur atau tidur kurang teratur, sakit di punggung, mudah diare di saat tertentu saja, pencernaan terganggu, sulit buang air besar, gatal-gatal, tekanan darah naik, kurang nafsu makan, mudah lelah meskipun badan sehat, dan lain-lain. Pada aspek emosi, ia mengalami mood yang berubah-ubah, misalnya mudah merasa gelisah, gugup, cemas, sedih, mudah tersinggung dan marah, merasa malas gerak (mager) berlebihan.Pada aspek pikiran, stres ditandai dengan sulit konsentrasi, sulit mikir, mudah lupa, pikiran “pecah” sehingga sering salah ucap atau salah tingkah, dan kehilangan rasa humor. Kondisi fisik dan emosi tersebut selanjutnya berdampak pada aspek sosial berupa interaksi sosial dengan orang sekitar menjadi tegang, terganggu dan kurang nyaman, misalnya mudah mencurigaidan mengucapkan kata-kata yang menyakitkan teman bergaul tanpa disengaja.