Mengungkap Belas Kasih” :

Tradisi Perlindungan Hewan dalam Konteks Budaya dan Sejarah Turki

Titis Thoriquttyas, M.Pd.I

Dosen PAI, UM

Mahasiswa Doktoral Institute for Social Sciences, Marmara University, Istanbul, Turki

Dari sisi terminologi, tradisi memiliki beragam interpretasi tergantung pada konteksnya. Secara umum, tradisi mengacu pada warisan budaya yang diteruskan dari generasi ke generasi. Dalam setiap kebudayaan, tradisi memiliki peran yang unik dan kompleks, seringkali menjadi fondasi yang kuat bagi identitas kolektif dan pemahaman akan dunia. Sebagai sebuah negara yang memiliki nilai sejarah Islam yang kaya, Turki memiliki warisan tradisi perlindungan hewan yang kaya pula. Di bawah pengaruh Islam, perlindungan hewan bukan hanya menjadi kewajiban moral, tetapi juga bagian integral dari kebudayaan dan praktik sehari-hari masyarakat Turki.

Sebagai contoh adalah Istanbul, kota yang terletak di perbatasan antara Asia dan Eropa, bukan hanya dikenal karena sejarahnya yang kaya dan keindahan arsitekturnya yang megah, tetapi juga karena keterkaitannya dengan populasi hewan liar (kucing, anjing dan burung) yang besar dan unik. Kehadiran hewan liar di jalanan Istanbul telah menjadi ciri khas yang mencolok, bahkan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kota ini. Banyak organisasi dan individu di Istanbul yang peduli terhadap kesejahteraan hewan liar tersebut telah berupaya untuk memberikan perlindungan, menyediakan perawatan medis, sterilisasi, dan tempat perlindungan bagi yang membutuhkan. Sampai hari ini, dapat ditemui di jalan dan beberapa tempat di Istanbul, batu berbentuk piring yang diletakkan di depan beberapa rumah tua untuk memberi makan hewan jalanan. Sisa makanan dan tulang-tulang ditinggalkan di atas batu-batu ini untuk anjing dan kucing jalanan, dan juga sebagai wadah air minum bagi mereka.