Puasa Yang Diterima Dan Puasa Yang Sia-Sia

Dr. Drs. H. Moh. Khasairi, M.Pd

Dosen Departemen Sastra Arab Fakultas Sastra, UM

Pendahuluan

Bulan Ramadan merupakan sebuah momentum yang penuh dengan berkah dan Rahmat. Bulan ini telah kembali tiba. Umat Muslim di seluruh dunia merayakan momen suci ini dengan berbagai ibadah, terutama puasa. Puasa bukan hanya menahan diri dari makan dan minum, tetapi juga merupakan kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan kesadaran spiritual. Namun, tidak semua puasa diterima oleh Allah SWT dengan baik.    

Dalam artikel ini, kita akan mengkaji makna sejati dari puasa yang diterima dan konsekuensi dari puasa yang sia-sia. Puasa merupakan ibadah yang memiliki kriteria-kriteria tertentu agar dapat diterima oleh Allah SWT. Rasulullah SAW memberikan petunjuk yang jelas mengenai hal ini. Puasa yang diterima oleh Allah adalah puasa yang tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga melibatkan menahan diri dari perbuatan sia-sia, seperti ghibah (menggunjing), berbohong, dan perbuatan buruk lainnya. Hal ini dijelaskan dalam hadis-hadis yang menceritakan tentang kualitas puasa yang sejati.