Tanggung Jawab Pemberita Terhadap Agama

Abdul Adzim Irsad

Dosen Departemen Bahasa Arab, UM

 

Di dalam Alquran Allah SWT berfirman, yang artinya “kelak (hari pembalasan) Allah SWT akan menutup mulut manusia rapat- rapat agar tidak berbicara. Kemudian tangan- tangan mereka berbicara, sementara kakinya menjadi saksi terhadap apa yang telah dikerjakan. Begitulah kondisi manusia kelak di hari kiamat ketika menghadap Allah SWT (QS Yasin: 65). Di dalam ayat lain, Allah SWT menegaskan “barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya. Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sekecil apa pun, niscaya dia akan melihat (balasannya) pula QS. Al Zalzalah (99:(7-8). Untaian kalimat nasehat-nasehat dari lisan seorang mukmin, kelak akan memberatkan timbangan, sehingga akan memudahkan jalan menuju keabadian di dalam surga Allah SWT. Begitu juga dengan ungkapan buruk nan jahat, akan mengantarkan jalan menuju neraka. Sekecil apapun tindakan dan perbuatan manusia, serta ucapan, kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT. Semua ada jejak digitalnya. Malaikat bagian pencatat kebaikan dan keburukan selama 24 jam memantaunya.

Kelak manusia tidak akan mampu mengelak sedikitpun dari apa yang pernah dikerjakan selama di dunia. Di dalam QS Yasin (36:65) di atas Allah SWT menegaskan menutup mulut manusia. Mulut itu paling banyak berbicara, seperti ghibah, dengan enteng tanpa merasa berdosa. Ghibah dan namimah, termasuk dosa besar, sebagaimana ungkapan Syekh Sofyan Ibn Uyainah “ghibah parah daripada utang. Utang bisa saja ditunaikan, namun ghibah tidak bisa ditunaikan (maafnya).” Saat ini, dunia sudah berubah, dimana manusia banyak berbicara dan menulis melalui medsosnya masing-masing, seperti; IG, YouTube, FB, Twiter, Tiktoker. Bakan, ada yang menjadikan medsos sebagai pekerjaan, seperti; facebuker, tiktoker, yutuber, sehinggamenghasilan ratusan juta dari profesi di era digital. Wajib diketahui bahwa setiap ungkapan melalui IG, YouTube, maupun tulisan dihalaman media sosial, baik yang berisi nasehat, kebencian, kemaksiatan, ada tanggung jawabnya di hadapan Allah SWT. Ujaran kebencian, cacian, nyinyiran, bahkan fitnah kepada sesama umat Rasulullah SAW, bukan hanya mendapat ancaman siksa kubur, neraka, bahkan akan menghadapi ancaman penjara. Apalagi, sampai meng-edit foto atau video, demi kepentingan ketenaran, namun harus menghibah dan namimah.